Green School berlokasi di Banjar Saren, Desa Sibang Kaja,
Abiansemal, Badung. sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Denpasar.
Sekolah ini digagas oleh John Hardy, pengusaha perak asal Kanada yang juga
pendiri Yayasan Kulkul, yang telah tinggal di Bali selama lebih dari 30 tahun. John
Hardy menjelaskan bahwa ide dasar pembangunan sekolah di atas areal seluas 8
hektar itu adalah untuk menerapkan ajaran Trihita Karana. Oleh karena
itu, tidak ada bahan buatan pabrik atau zat kimia yang dipergunakan di sekolah
ini.
Green School dibuka 1 September 2008, dan diresmikan pada Mei 2009.
Saat ini kapasitas 700 orang. Jenjang pendidikan mulai Taman Bermain (Play
Group), TK, SD, hingga SLTP. Kurikulum pendidikan dirancang berstandar
internasional dengan bahasa pengantar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Pengajar berasal dari luar dan dalam negeri dengan guru utama ekspatriat. Waktu
belajar mulai jam 08.30 – 15.00 dan hari Sabtu libur. Dari 130 siswa saat ini,
18 orang di antaranya adalah siswa lokal. Siswa lokal ini dipilih dari
anak-anak yang memiliki ketrampilan khusus seperti menari, melukis, atau
lainnya. Mereka dibiayai dengan beasiswa yang sponsornya dicari pihak Yayasan.
Green School adalah konsep
pendidikan yang digabungkan dengan konsep lingkungan sehingga akan menciptakan
lingkungan yang sehat. Konsep hijau pada sebuah sekolah bukan lagi sebuah tren,
tetapi sebuah metode yang menyediakan gaya hidup sehat, suasana yang nyaman,
dan produktif mempelajari lingkungan sembari menyelamatkan energi, sumber daya alam,
dan tentu saja uang. Sustainability
adalah satu konten yang memiliki arti adanya “keberlanjutan”. Artinya, sebisa
mungkin apa yang kita perbuat dan produksi di atas muka bumi ini, dapat
menjadi kontinuitas yang baik untuk diturunkan kepada generasi penerus kita di
masa depan.
Green School menyediakan fasilitas yang ramah lingkungan,
menyegarkan, menyehatkan, penyediaan transportasi alternatif, tempat rekreasi
pilihan, dan kesempatan bagi para pelajarnya. Keuntungannya sudah jelas, yaitu
mengurangi gas-gas berbahaya bagi atmosfer, meningkatkan kemampuan belajar para
siswa, meningkatkan kesehatan para siswa seperti menghindarkan penyakit
diabetes, asma, atau penyakit pernapasan lainnya, meningkatkan kepekaan sosial,
dan lain-lain.
Sekolah
ini memberikan siswanya pendidikan tentang lingkungan yang menakjubkan dan memberikan
kita pengertian bahwa hidup ini adalah holistik dan disini juga diberikan
pendidikan yang relevan. Bangunannya, hanya menggunakan bambu, rumput gajah dan
tanah liat. Semen yang digunakan hanya di beberapa tempat di yayasan. Pusat dan
bangunan yang paling penting adalah “jantung dari sekolah”. Sekolah ini mungkin
merupakan bangunan terbesar di dunia yang dibangun seluruhnya berbahan
bambu. Dimensi nya adalah 18 meter dan tingginya 64 meter. Area umum sekolah
mencakup berbagai struktur: bangunan apartemen, ruang kelas, gedung
perkantoran, dan kafe. Sekolah mendapat listrik dari sumber energi yang ramah
lingkungan: generator turbin hidrolik dan panel surya yang terpasang. Tampaknya
mengingat cara kita mencemari bumi, setiap orang harus berkunjung ke sekolah
ini.
Bahan-bahan bangunan dipilih hampir seluruhnya dari bambu. Meja, kursi, rak,
dan lemari tempat menyimpan buku yang digunakan sehari-hari oleh anak didik
semuanya terbuat dari bambu. Sedangkan atap bangunan dibuat dari ilalang.
Melihat hal tersebut, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa memasuki sekolah
ini seperti memasuki sebuah kompleks bangunan megah yang semuanya terbuat dari
bambu dan ilalang dengan bentuk yang sangat indah dan khas. Semua ruangan
seperti ruang pertemuan, ruang makan, ruang serba guna dan kamar kecil
menampilkan keharmonisan antara bangunan buatan manusia dengan alam sekitarnya.
Jalan setapak yang menghubungkan bangunan satu
dengan lainnya tidak diaspal. Batu kali dan cadas dibiarkan apa adanya.
Demikian juga ruang kelas, didesain sedemikian rupa sehingga anak didik
menikmati pelajaran seperti belajar di alam terbuka. Tak ada sekat atau dinding
beton seperti kebanyakan sekolah saat ini sehingga udara segar bebas mengalir.
Oleh karena halaman sekolah sangat luas, Green School memanfaatkannya
untuk bercocok tanam secara organik. Sawah dan ladang dikerjakan dengan cara
membajak dengan tangan.mereka tidak menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
Persis seperti petani Bali tempo dulu. Tanaman yang dibudidayakan juga asli
tanaman lokal seperti singkong, ketela rambat, pisang, talas, kelapa, padi, dan
sebagainya. Hasil bercocok tanam itu dipanen untuk dinikmati bersama oleh
murid, guru, dan pengelola sekolah. Sisanya dijual di kantin sekolah sebagai
makanan ringan organik. Teh dan kopi yang dijual juga tidak menggunakan gula
putih, melainkan gula merah dari nira kelapa.
Pendingin udaranya tidak lagi memakai Ac, melainkan kincir angin melalui
terowongan bawah tanah. Tenaga listiknya menggunakan bio-gas yang terbuat dari
kotoran hewan untuk menyalakan kompor. Tambak udang tempat budidaya, sekaligus
peternakan sapi. Ditambah lagi arena olahraga, laboratorium, perpustakaan, dll.
Tenaga listriknya pun menggunakan energi listrik dari biogas yang berasal
dari kotoran hewan, generator turbin air, serta panel surya. Di dalam areal
kampus tersebut, mengalir Sungai Ayung yang gemercik airnya menjadi musik
alami.
Bangunan ramah lingkungan pun umumnya menghemat penggunaan air. Suasananya
akan lebih menyehatkan karena akan berpengaruh pada tingkat kelembapan udara,
ventilasi, dan filtrasi udara.
Bangunan ramah lingkungan juga mengurangi sampah atau limbah yang
ditimbulkan manusia. Hampir seluruh bahan bangunan yang digunakan berasal dari
daur ulang yang memenuhi konsep penyelamatan lingkungan yang sederhana.
Yang pasti, bangunan ramah lingkungan ini berperan mengurangi emisi karbon.
Bayangkan saja, dengan penggunaan panel surya, secara otomatis mengurangi
tingkat penggunaan listrik yang dihasilkan pembangkit tenaga listrik. Sehingga,
tak perlu lagi menggunakan bahan bakar yang banyak yang menghasilkan polusi
udara.
Adapun
implementasi arsitektural yang ada demi mengusung sustainability dan green
architecture pada Green School Bali ini adalah :
- Pembentukan ruang kelas tanpa dinding pembatas. Dengan cara ini, diharapkan secara sosial dan interaksi, para murid dan guru dapat lebih peka dan intim dalam menjalin hubungan edukasi dan sosial yang konduktif dan berkualitas baik.
- Banyaknya elemen distraksi / pengalih perhatian pada lingkungan kelas dan sekolah. Distraksi yang diperoleh dari keelokan alam dan detail arsitektural ini diharapkan menjadikan murid-murid terbiasa dengan distraksi tersebut dan mampu tetap berkonsentrasi dalam pembelajaran.
- Bangunan tidak diberi penghawaan dengan Air Conditioner (AC) melainkan dengan kincir angin yang berada di terowongan bawah tanah, hal ini memungkinkan karena kondisi fisik lahan yang berkontur dan dekat dengan sungai dan hutan.
- Tenaga listrik berasal dari biogas yang memanfaatkan kotoran hewan untuk nyala kompor dan sebagainya.
- Tenaga listrik lainnya juga dengan menggunakan panel surya, sehingga tidak banyak boros dalam membutuhkan seumber energi elektrikal.
- Adanya tambak udang dan peternakan sapi, mendukung adanya sumber energi alami dan bahan bakar (biogas) yang bisa digunakan tanpa polusi terlalu besar.
Secara
umum, selain sebagai inovasi dalam sustainability architecture, Green School
Bali ini juga merupakan bangunan yang mengadopsi bentuk dan material kebudayaan
lokal Bali sebagai inspirasi desain arsitekturalnya.
Secara
tipologi (bentuk tipe bangunan), sekolah ini melakukan inovasi dengan
melepaskan fisik mereka dari bentuk-bentuk sebuah sekolah yang banyak dipakai.
Image yang biasa kita temukan pada bangunan sekolah, tidak akan kita temukan
pada bangunan sekolah unik yang satu ini.
Green
school ini memiliki material hanya ada bambu, alang-alang, rumput gajah, dan
tanah liat di atasnya. Bisa dipastikan, semua material konstruksi nya merupakan
material alam dengan nilai lokal dan dapat didaurulang. Ini merupakan bentukan
penting sebagai konsekuensi dari tema Sustainability terkait penyelamatan bumi
tersebut.
Green School dengan dua
kurikulum ternamanya : Green Studies dan Creative Art. Dalam proses
pengajarannya, mereka memiliki dua kontribusi penting : kesadaran akan
lingkungan global serta perspektif khususnya mengenai isu-isu sosial dan budaya.
Dengan kurikulum tersebut, diharapkan mampu memaksimalkan potensi anak-anak
sehingga mereka bisa berpikir secara kreatif bagaimana menciptakan lingkungan
yang optimum. Isu lingkungan adalah isu terbesar saat ini. Semua kurikulum bisa
disinergikan dengan masalah lingkungan, dari matematika dan ilmu pasti sampai
bahasa Inggris dan kesenian. Pendidikan lingkungan tidak hanya mengajarkan
masalah lingkungan semata di dalam kelas, tetapi juga memberikan keberanian
pada siswa untuk mengeksplorasi lingkugan yang ada di luar kelas. Perlu diketahui
bahwa 40% dari peserta ‘Science Fair‘ selalu berhubungan dengan
masalah lingkungan dan 50% beasiswa yang dikeluarkan oleh perusahaan nasional
ditujukan pada masalah lingkungan.
Created By:
Novita Ratnasari (H1B109027) (Novitaratnasari_ars@yahoo.com)
Sumber & Referensi:
mas-zacky.blogspot.com/2011/12/green-school-bali.html
uniqpost.com/23439/asrinya-green-school-di-bali/
http://wiedesignarch.blogspot.com/2011/05/green-school-bali-arsitektur.html
www.griya-asri.com/2010/07/arsitektur-hijau-di-green-school-bali/
http://bangaswi.wordpress.com/2009/11/16/green-school-konsep-sekolah-masa-depan/
http://kaskushotthread.com/thread/the-green-school-bali-indonesia.html
http://peceltumpang.blogdetik.com/2012/01/14/membangun-dan-ramah-pada-lingkungan/
BalasHapusviagra asli
viagra
obat viagra
viagra asli
viagra asli
jual viagra
viagra asli jakarta
viagra jakarta
toko viagra
viagra usa
viagra original
obat kuat viagra
obat kuat asli jakarta
obat kuat jakarta
hammer of thor
hammer of thor jakarta
hammer of thor asli
cialis
cialis jakarta