Kolam yang menjorok ke tebing curam |
Hal seru dari perjalanan sebelum menuju "natura" ini adalah,kami semua harus berteriak2 histeris~! sebab jalan yang dilalui begitu curam dan berkelok-kelok serta sempit,tapi semua terbayar setelah kami sampai di "natura",sebuah kawasan penginapan yang begitu sejuk,unik karna berada di tebing curam yang menghadap pegunungan serta aliran arus sungai yang memberi senssasi menyatu dengan alam,bayangkan anda dapat beristirahat dan Spa sambil memandang pegunungan yang indah dan terdapat sebuah pura milik warga di sana,bersantai dan mendengarkan gemuruh air sungai memberikan sensasi traphy dan pikiran,menenangkan jiwa,sebuah pengalaman yang berharga di bali dapat mengunjungi "Natura Resort and Spa"
Natura Resort & Spa menyediakan empat belas villa bali tradisional, dengan kontur tanah. Semua hunian sengaja didesain untuk menyatu dengan alam sekitar, dengan pemeliharaan flora, satwa dan menjaga keaslian sungai di sekitar empat belas villa mewah ini. Terletak 3 km, di timur laut dari pusat Ubud, tempat ini dekat dengan pusat seni dan budaya Bali, yaitu di desa tradisional Laplapan. Perpaduan konsep hunian dengan sadar lingkungan dihadirkan di tempat tinggal anda ini.
Fasilitas & Layanan:
- Kolam renang dan sundeck
- Sauna
- Jacuzzi
- Restaurant & Bar
- Spa tradisional di tepi sungai
- Binatu & pengeringan
- Butik dan perpustakaan
- Layanan Villa 24 jam layanan
- Setrika di masing-masing villa
- Ruang Konferensi
- Transfer Bandara
- Layangan antar-jemput gratis ke Ubud
- Layanan Dokter panggil 24 jam
- Satelit / TV kabel dan sistem audio
Teman-teman serta dosen mencoba Jacuzzi |
Popo Danes dengan karyanya, Natura Resor and Spa, menjadi pemenang pertama untuk kategori bangunan tropis. Kemenangannya ini juga berarti mengalahkan beberapa bangunan terkemuka di ASEAN termasuk Esplanade Theatre, bangunan kebanggaan Singapura, yang harus cukup puas mendapatkan penghargaan special admission.
Bukan hal yang tidak disengaja apabila sembilan tahun yang lalu, yaitu pada saat perencanaan awal bangunan resor ini, Popo memang memperhitungkan betul penggunaan energi yang otomatis akan menjadi running cost reguler yang cukup besar. Resor yang berada di Desa Laplapan Petulu, Ubud, dengan luas tanah 1,7 hektar ia rancang menjadi bangunan penginapan berupa 14 compound villa yang tiap-tiap vilanya memiliki kolam tersendiri. Selain itu, resor ini juga dilengkapi fasilitas lain, seperti sebuah restoran, kolam renang bersama, serta spa. Total luas bangunannya adalah sekitar 7.250 meter persegi atau sekitar 26 persen dari 30 persen koefisien bangunan yang diizinkan di kawasan ini.
Untuk menyiasati pengeluaran energi yang besar, Popo berusaha menciptakan bangunan yang secara optimal dapat menggunakan potensi alam sebagai solusi masalah energi. Caranya adalah dengan membuat bangunan yang berbasis pada konsep arsitektur tropis yang bersahabat dengan iklim lokal yang panas dan lembab. Pertama dengan membuat lay out bangunan yang menyebar di dalam tapak. Bangunan kecil-kecil dan menyebar ini membuat tiap-tiap bangunan dapat "bernapas" dengan leluasa. Kemudian juga diciptakan bukaan-bukaan berupa jendela dan pintu yang besar-besar di sekeliling bangunan agar terjadi ventilasi silang. Jendela besar ini juga memasukkan sinar matahari sehingga ruang tidak memerlukan penerangan buatan di siang hari.
Masih sempat2 nya berfoto sambil menuruni tebing |
SELAIN konsep bangunan berarsitektur tropis, Popo di sini juga mencoba mempertahankan alam semaksimal mungkin. Kondisi tanah lembah curam yang selayaknya menyulitkan perancangan arsitektur tidak ia ratakan untuk mendapatkan tanah datar secara instan, melainkan dipertahankan dengan membuat bangunan berkonstruksi panggung dengan lantai yang melayang atau tidak menyentuh tanah. Dengan cara ini, permukaan tanah di bawah bangunan masih dapat menyerap air dengan baik. Tumbuh-tumbuhan juga tetap dipertahankan keberadaannya, dan bangunan dirancang di sela-sela pohon yang ada. Selain mempertahankan vegetasi, cara ini juga membuat pohon berfungsi sebagai "payung alam" yang melindungi bangunan dari terik sinar matahari sehingga ruang interior menjadi sejuk karena selalu terlindung di bawah daun-daun yang rindang.
Hal ini jugalah yang membuat resor ini tidak lagi memerlukan pengatur suhu udara yang berlebihan, bahkan sebagian besar ruang di dalam hotel resor tidak menggunakan AC, termasuk bangunan restoran, koridor, spa, dan bale-bale vila. Satu-satunya ruang yang menggunakan AC hanyalah kamar-kamar tidur, sehingga total bangunan yang menggunakan AC hanya 915 meter persegi atau 34,5 persen saja.
Untuk keperluan penyediaan air panas, resor ini menggunakan gas. Tenaga gas ini jauh lebih cepat memanaskan air serta menghemat tenaga listrik. Di sini, masing-masing unit vila juga memiliki sistem listrik terpisah dan hanya dihidupkan hanya apabila vila-vila terisi oleh tamu sehingga lebih menghemat energi.
Teman2 bersama mba Pinky menuruni turunan tangga menuju tempat SPA |
Sepulang dari perjalanan Dosen KKL kami ibu Lyla memberi tugas untuk kami,mendata dan menyimpulkan hasil desain POPO DANES yang baru saja kami kunjunggi yaitu "Natura"(walau pun sebenarnya kami sangat cape sekali :( )
Hasil Sketsa Teman-Teman:
Sketsa Kontur Natura Resort & Spa |
Sketsa Site |
created by : Haryo Priyonggo Putro (H1B109064)
link : http://my.opera.com/evolvering/blog/index.dml/tag/energy
http://www.ayokebali.com/index.php/product/overview/50/Natura-Resort---Spa