Senin, 30 Januari 2012

Masjid Cheng Hoo Surabaya


Masjid Cheng Hoo Surabaya adalah Masjid bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi di Jalan Gading, Ketabang, Genteng, Surabaya atau sekitar 1.000 m utara Gedung Balaikota Surabaya. Masjid ini didirikan atas prakarsa para sesepuh, penasehat, pengurus PITI (Pembina Imam Tauhid Islam), dan pengurus Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia Jawa Timur serta tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya. Pembangunan masjid ini diawali dengan peletakkan batu pertama 15 Oktober 2001 bertepatan dengan Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Sedangkan pembangunannya baru dilaksanakan 10 Maret 2002 dan baru diresmikan pada 13 Oktober 2002. Biaya yang dibutuhkan untuk membangun masjid ini sekitar 3,3 milyar rupiah yang sebagian didapat dari sumbangsih masyarakat.

 
Masjid Cheng Ho, atau juga dikenal dengan nama Masjid Muhammad Cheng Ho Surabaya, ialah bangunan masjid yang menyerupai kelenteng (rumah ibadah umat Tri Dharma). Gedung ini terletak di areal komplek gedung serba guna PITI (Pembina Imam Tauhid Islam) Jawa Timur Jalan Gading No.2 (Belakang Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa), Surabaya. Masjid ini didominasi warna merah, hijau, dan kuning. Dalam kepercayaan Tionghoa, warna merah adalah simbol kebahagiaan, warna kuning adalah simbol kemasyuran, warna biru adalah simbol harapan, dan warna hijau adalah simbol kemakmuran.Ornamennya kental nuansa Tiongkok lama. Pintu masuknya menyerupai bentuk pagoda, terdapat juga relief naga dan patung singa dari lilin dengan lafaz Allah dalam huruf Arab di puncak pagoda. Selain itu pagoda ini dikelilingi oleh lafdzul jalalah dan 20 sifat wajib Allah. Di sisi kiri bangunan terdapat sebuah beduk sebagai pelengkap bangunan masjid.



Nama masjid ini merupakan bentuk penghormatan pada Cheng Ho, Laksamana asal Cina yang beragama Islam. Dalam perjalanannya di kawasan Asia Tenggara, Cheng Ho bukan hanya berdagang dan menjalin persahabatan, juga menyebarkan agama Islam.



Masjid Muhammad Cheng Hoo ini mampu menampung sekitar 200 jama'ah. Masjid Muhammad Cheng Hoo berdiri di atas tanah seluas 21 x 11 meter persegi dengan luas bangunan utama 11 x 9 meter persegi. bagian utama Masjid Cheng Ho memang sangat kental dengan nuansa Tiongkok. Bentuk, raut, warna, ornamen bahkan dimensinya bercirikan arsitektur Tiongkok.
Atap utama masjid ini bersusun tiga lapis menyerupai bentuk pagoda. Pada puncaknya terdapat lafaz "Allah". Sedangkan mahkota pada ujung atap lebih condong pada gaya arsitektur Hindu-Jawa. Tatanan atap Masjid Cheng Ho berbentuk segi delapan (pat kwa). Maknanya, "keberuntungan" atau "kejayaan" menurut numorologi Tiongkok kuno.
Hitungan atau angka pada bangunan masjid semuanya punya makna. Misalnya, bangunan utama seluas 11 x 9 meter. Angka 11 sebagai ukuran Ka'bah pada awal pembangunannyayaitu panjang dan lebarnya 11 meter dan angka 9 merupakan simbol Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar agama Islam di tanah Jawa. Bila angka itu dijumlahkan, maka akan muncul hasil 99 yang merupakan jumlah Asmaul Husna.









Masjid Cheng Ho memiliki kolom sederhana dan dinding dilapisi keramik bermotif batu bata. Di beberapa bagian dihadirkan ornamen horizontal berwarna hijau tua dan biru muda. Pewarnaan itu diulang juga pada bentukan kuda-kuda yang dibiarkan telanjang pada bagian interior.
Ada juga bukaan lengkung pada dinding, ciri khas arsitektur India dan Arab. Pada bagian dalam masjid, terdapat podium. Di Tiongkok, podium ini dimaksudkan guna menghindari kelembapan. Podium Masjid Cheng Ho dibagi dua, tinggi dan rendah. Podium yang lebih tinggi terletak pada bangunan utama. Sedangkan yang rendah berada di sayap kanan dan kiri bagian utama masjid.

Masjid yang baru saja genap berumur 9 tahun ketika rombongan kami dari mahasiswa Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat awal tahun 2012 ini diarsiteki oleh Ir. Aziz Johan yang merupakan anggota PITI dari bojonegoro dengan mengambil inspirasi dari Masjid Niu Jie di Beijing, China yang dibangun tahun 996 Masehi. Arsitektur masjid yang unik dan perdana berciri khasTionghoa, Museum Rekor Indonesia (MURI) menganugerahinya penghargaan kepada Masjid Muhammad Cheng Hoo.

rombongan Mahasiswa Arsitektur Universitas Lambung Mangkurat beserta bapak Uztad Hariyono Ong dan pengurus


 sumber : 
http://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Cheng_Ho_Surabaya
http://www.pitijatim.org
Majalah dwi bulanan kamunitas muslim Tionghoa CHENG HOO , edisi 58 - Oktober 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar